IMAN , HIJRAH dan JIHAD

Rubrik Amki
  • IMAN , HIJRAH dan JIHAD.

Dalam setiap sesi Closing Statement di dalam forum training , kajian , diskusi dan curah pendapat , saya pribadi acapkali menyatakan motto :

” Hidup kita ini , tak lain adalah : Iman , Hijrah dan Jihad “.

Ini saya simpulkan sejak saya memperoleh hidayah taufik , lalu beriman dan berhijrah dari kegiatan sekular menuju kegiatan keislaman , 43 tahun lalu. Saat saya mengikuti LMD angkatan ke 40 , bulan Oktober 1979.
( Setelah itu , guru kami , guru kita — allahyarham bang ‘Imaduddin ‘Abdulrahim — dipersonanongrata alias diusir oleh regim Orde Baru , dan studi lanjut S3 ke USA.

Iman , Hijrah dan Jihad , hemat saya memang diajarkan oleh surat Al Baqarah ayat 218 dan surat At Tawbah ayat 20.

Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah , di dalam kitab ZAADUL MA’AD , menyimpulkan bahwa 3 perkara ini adalah suatu runtutan sistemik :
Tidak mungkin bisa berjihad , kecuali sudah mampu berhijrah.
Begitu pula , tidak mungkin berhijrah kecuali sudah teguh beriman.

Saya sangat sependapat dengan simpulan Imam Ibnul Qayyim tersebut.

  • ( 1 ) IMAN kepada Allah SWT.

Di dalam tafsir Al Maraghi , imam Ahmad Musthafa Al Maraghi , menyimpulkan bahwa keniscayaan Iman kepada Allah SWT , adalah : membenarkan ( dalam makna meyakini Kebenaran ) semua yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad S’AW. Berarti , tidak saja Al Qur’an yang pasti benar , namun juga seluruh Sunnah Rasul pasti benar.
Jadi , konsekuensi pengakuan ber-Iman , adalah menjadikan seluruh Al Qur’an dan seluruh Sunnah Rasul , mutlak sebagai Pedoman dan Petunjuk Hidup selama-lamanya.

  • ( 2 ) HIJRAH.
    Hijrah biasa dibedakan menjadi 2 jenis :
  • Hijrah Makani :
    Berhijrah dari wilayah kufur menuju wilayah Islam . Ini bergantung kepada situasi dan kondisi yang beraneka ragam . Hukum nya pun bisa bervariasi sesuai tuntutan sikon tadi. Bisa fardhu ‘ain bagi seseorang atau sebuah komunitas , nsmun sekedar mubah bagi yang selainnya.
  • Berbeda hal nya yang ke 2 , yakni Hijrah al Quluub wa al Jawarih , hijrahnya qalbu dan anggota badan kita . Ini disimpulkan Fardhu ‘Ain bagi setiap individu muslim , sepanjang zaman , kapan pun dan di mana pun.
    Dalam makna memperbaiki qalbu ( pusat kesadaran ) kita setiap saat. Memperbaharui tingkat keimanan kita setiap waktu. Tak ubahnya dengan prinsip manajemen Jepang : Kaizen. Atau prinsip manajemen modern :
    Continous Improvement.
    Jadi setiap detik , kita senantiasa muhasabah dan mengoreksi diri.
    Secara kontinu berkesinambungan , terus menerus.
    In sya’ Allah.
  • ( 3 ) BERJIHAD di Jalan Allah.

Imam Ibnu Qayyim di dalam kitab Zaadul Ma’ad , merinci jenis jihad ini menjadi 13 macam Jihad di Jalan Allah .
Rinciannya :

  • Jihad melawan Hawa Nafsu , terdiri atas 4 tingkatan :
  1. Berjihad dgn belajar diinul Islam secara sungguh-sungguh.
  2. Berjihad dengan mengamalkan ilmu diinul Islam secara istiqamah.
  3. Berjihad dengan mendakwahkan dan mengajak orang-orang lain secara sistemik terorganisir.
  4. Berjihad dengan bersabar menghadapi tantangan dan kesulitan apapun.
  • Berjihad melawan Syaithan , terdiri atas 2 jenis , dengan rincian :
  1. Berjihad melawan Syaithan , dengan menolak syubhat dan was-was , baik dalam hal ‘ibadah maupun dalam muamalah.
  2. Berjihad melawan Syaithan , dengan menolak egosentrisme dan hawa nafsu syahwat.
  • Berjihad melawan kaum kuffar dan kaum munafiq , yang terdiri dari 4 jenis :
  1. Berjihad dengan qalbu.
  2. Berjihad dengan lisan , ucapan dan tulisan.
  3. Berjihad dengan harta dan aset kita.
  4. Berjihad dengan diri kita , tenaga , keringat , kalau perlu dengan nyawa kita di dalam sebuah peperangan ( al Qital ) melawan kaum kuffar harby yang memerangi kaum muslimin.
  • Terakhir , berjihad melawan kaum zhalim, pelaku bid’ah dan kemunkaran , yang terdiri dari 3 jenis :
  1. Berjihad dengan tangan , kewenangan dan kekuasaan , jika memungkinkan.
  2. Jika tidak mampu , berjihadlah dengan lisan dan pena. Saat ini , melalui medsos , dengan dakwah digital.
  3. Jika tidak mampu juga , maka wajib berjihad dengan qalbu dan ruang kesadaran kita , tidak setuju terhadap setiap kemungkaran dan kemaksiatan secara konsisten.
    Ini adalah jihad minimalis , tingkat keimanan yang paling rendah.
  • Semoga kita sanggup mengamalkan 3 perkara maha penting ini : Beriman , Berhijrah dan Berjihad.
    Aamiin ya Allah.

Salam takzim.
Samsoe Basaroedin.
Alumnus LMD angkatan 40 , Salman ITB.
( Wakil Sekum PP AMKI ).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *